Modernis.co, Malang – Keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa tidak lagi sebatas pada kegiatan pengabdian temporer, tetapi telah bergerak menuju upaya pemberdayaan yang menyentuh aspek strategis. Termasuk penciptaan branding desa dan branding unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 01 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di bawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Ir. Lourina Evanale, S.T., M.Eng., mengambil peran aktif dalam program branding desa dan penguatan promosi UMKM di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu.
Koordinator PMMM Kelompok 01 UMM Muhammad Jovan Patriot Putra mengatakan Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan potensi yang dimiliki desa sekaligus mendorong pemasaran UMKM berbasis kearifan lokal yang menjadi penopang ekonomi masyarakat.
“Desa Pesanggrahan memiliki sumber potensi yang beragam, keberadaan Panderman Gravity Park sebagai ikon destinasi olahraga berbasis petualangan serta tempat camp bagi para pendaki, area Gantangan sebagai ruang interaksi sosial dari hobi burung kicau, serta Pasar Cilik sebagai wadah ekonomi masyarakat desa,” terangnya.
Lebih lanjut Jovan menuturkan bahwa realitas itulah yang menjadi dasar pijakan Mahasiswa PMM Kelompok 1 dalam merancang agenda branding yang tidak hanya berorientasi pada promosi, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha agar memahami pentingnya mengemas produk serta pemanfaatan media digital dalam memperluas pangsa pasar.
“Langkah awal kegiatan diimplementasikan melalui pemetaan potensi desa meliputi identifikasi sumber daya wisata serta klasifikasi jenis UMKM. Diantara UMKM yang menjadi fokus adalah Bakso Mie Ayam Pak Man, Sate Ayam, serta industri kreatif Batik dengan motif khas Pesanggrahan, termasuk aktivitas usaha masyarakat yang biasa mengisi area Batu Panorama setiap Minggu pagi,” jelasnya.
Proses pendataan dilakukan dengan metode observasi, wawancara semi- terstruktur, dan dokumentasi kegiatan berbasis foto serta video. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM memiliki kemauan besar untuk berkembang tetapi belum dibekali kemampuan dalam mengelola kemasan identitas usaha. Tidak hanya itu, Kelompok 1 PMM UMM juga meliput kegiatan budaya milik Desa Pesanggrahan.
Menjawab kebutuhan tersebut, mahasiswa melakukan serangkaian kegiatan terpadu, dimulai dengan differensiasi produk, segmentasi pasar, hingga membantu tag lokasi UMKM bagi yang belum memiliki serta memilih media digital sebagai sarana promosi.
Selain hal tersebut, mahasiswa juga menginisiasi pembuatan konten promosi berupa video singkat berdurasi 30-60 detik yang menampilkan keunikan cerita di balik usaha.
Produk tersebut kemudian disebarluaskan melalui platform digital seperti Instagram dan TikTok sebagai kanal yang akrab dengan segmentasi pasar milenial. Langkah itu diharapkan tidak hanya memperluas jangkauan promosi, tetapi juga membangun citra baru Desa Pesanggrahan sebagai desa yang memiliki potensi ekonomi sekaligus destinasi wisata alternatif dengan nuansa yang menyenangkan.
Senada dengan Jovan, Vinizia Kusuma Andita anggota PMM 01 Umm mengatakan secara keseluruhan kegiatan branding desa dan penguatan promosi UMKM yang dilakukan Mahasiswa PMM Kelompok 1 Universitas Muhammadiyah Malang di Desa Pesanggrahan tidak hanya meningkatkan pemasaran pelaku usaha lokal tetapi juga memperkuat identitas desa.
Ia menuturkan dengan mengoptimalkan potensi Panderman Gravity Park, Gantangan, dan ragam UMKM seperti bakso mie ayam, sate ayam, serta kerajinan batik, mahasiswa berhasil membangun narasi integratif bahwa Pesanggrahan merupakan desa yang hidup, dinamis, serta siap menyambut perubahan tanpa meninggalkan akar tradisi lokal.
“Program ini menjadi bentuk kontribusi nyata mahasiswa pada pembangunan desa sejalan Program ”Kampus Berdampak” yang menempatkan mahasiswa sebagai agen perubahan sosial yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya,” terang Angka Octavia Ramadhani.
Octavia menambahkan melalui seluruh rangkaian proses, mahasiswa membuktikan bahwa kearifan lokal dapat disinergikan dengan teknologi digital untuk memperkuat ekonomi desa. Ke depannya keberlanjutan program akan sangat ditentukan oleh kemauan kolektif antara pemerintah desa dan pelaku UMKM.
Dengan demikian branding bukan lagi sekadar soal nama dan logo, tetapi menjadi strategi pengelolaan potensi yang mampu menghadirkan nilai tambah, memperluas jaringan pasar, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pesanggrahan.
“Kehadiran Mahasiswa PMM Kelompok 1 menjadi benih awal tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif desa yang berdaya, sekaligus membuktikan bahwa pembangunan berasal dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat,” pungkas Naya Salsabila. (AO)